Jumat, 17 Juli 2020

Mitos Tentang Virus Corona yang Tidak Perlu Dipercaya

Saat ini dunia memang tengah sibuk melawan virus Corona atau yang dikenal dengan sebutan Covid-19. Hingga hari ini jumlah korban dari seluruh dunia terus bertambah. Parahnya, di tengah kepanikan yang ditimbulkan oleh virus ini, ternyata masih banyak orang yang menyebar hoax dan berita yang salah. 


Mitos Tentang Virus Corona


Mitos Tentang Virus Corona


Berikut merupakan mitos tentang virus corona yang tidak perlu Anda percayai.

1.Bawang Putih Sembuhkan COVID-19

Pernah mendengar kabar jika bawang putih bisa menyembuhkan COVID-19 atau membunuh virus corona Wuhan? Tak hanya itu, berbagai media sosial juga turut aktif menyebarkan tata cara pengolahan bawang putih tersebut untuk melawan infeksi virus corona. Nah, ini merupakan mitos virus corona yang sangat menyesatkan.

2.Virus Corona dibuat di Laboratorium

Mitos selanjutnya ialah mengenai kabar virus corona yang dibuat di laboratorium. Sampai hari ini belum ada bukti yang menunjukkan kalau SARS-CoV-2 atau virus corona Wuhan buatan manusia. Virus terbaru ini juga mirip dengan virus corona lainnya. Sebut saja SARS-CoV dan MERS-CoV.

3.Anak-anak yang Kebal dengan Virus Corona

Ada juga kabar angin yang mengatakan jika anak-anak tidak dapat terserang virus corona terbaru ini. Ingat, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak pandang bulu. Virus misterius ini bisa menyerang siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin atau usia. Menurut studi di Tiongkok dari Provinsi Hubei, dari 44.000 kasus COVID-19, sekitar 2,2 persennya melibatkan anak-anak di bawah usia 19 tahun. Kesimpulannya, meski secara statistik kecil, anak-anak tetap berisiko terjangkit virus corona.

4.Paket dari Tiongkok Berbahaya

Kabar yang beredar juga mengabarkan jika paket yang berasal dari China juga berbahaya. Menurut WHO paket atau surat dari Tiongkok tidak akan mendatangkan masalah. Menurut penelitian, virus corona tidak bertahan lama pada objek seperti surat maupun paket.

5.Thermal Scanners Akurat Deteksi Pengidap COVID-19

Thermal scanners efektif untuk mendeteksi orang yang mengalami demam (memiliki suhu tubuh lebih tinggi daripada normal). Namun, alat ini tidak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi virus corona tetapi belum mengalami demam. Alasannya, dibutuhkan antara 2 dan 10 hari sebelum orang yang terinfeksi menjadi sakit dan mengalami demam.

0 komentar

Posting Komentar

Blogger nggak suka spammer...