Masih banyak hal yang unik dan menarik yang belum terungkap oleh manusia. Untuk menyingkapnya tentu membutuhkan bantuan alat yang mampu tahan berjam-jam di bawah laut.
Oleh karena itu, pada kelanjutan artikel di bawah ini, saya akan sebutkan 6 teknologi yang sering digunakan untuk eksplorasi bawah laut.
Untuk mengeksplorasi bagian paling gelap laut yang dipenuhi dengan lebih dari 250 spesies ikan bercahaya dalam warna merah, oranye, dan hijau, membutuhkan sebuah alat yang disebut sebagai Fluorescence-Detecting.
Untuk mendeteksi efek ini, para peneliti membangun kamera yang menyaring panjang gelombang cahaya tertentu seperti yang dilakukan mata ikan hiu. Kombinasi cahaya biru buatan dilakukan dengan tujuan untuk untuk meningkatkan warna fluorescent.
Ikan Paus yang bersuara banyak seakan-akan memberi tahu manusia tentang cara mereka hidup dan berinteraksi. Tentu saja hal tersebut sulit dilakukan ketika suatu spesies menghabiskan sebagian besar waktunya di laut dalam. Untuk menguping paus paruh, para ilmuwan menyesuaikan peralatan akustik yang canggih ke dalam kapal selam yang dibuat untuk mengeksplorasi lingkungan bertekanan tinggi.
Mengumpulkan spesimen di dasar laut tidak sesederhana mengumpulkan di darat. Peneliti tidak dapat melangkah keluar dari submersible untuk mengambil moluska dari dasar laut. Satu-satunya cara untuk mengambil sampel pada kedalaman tersebut adalah dengan mesin.
Ketika mesin-mesin ini dirancang untuk menahan tekanan air yang kuat di sekitar, penelitian dapat berakhir karena hancurnya spesimen sebelum para ilmuwan memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Grippers lunak adalah alternatif cerdas, dengan konstruksi yang licin, mekanismenya cukup kuat untuk bekerja pada kedalaman yang mencapai 1000 kaki.
Sistem pengoperasiannya dari jarak jauh (ROV) dapat menjelajahi kantong-kantong laut yang sempit dan hancur yang tidak dapat dijangkau oleh penyelam manusia. Teknologi ini seringkali terbatas pada tim peneliti karena anggaran besar.
Pencitraan satelit dilakukan untuk mendapatkan pemandangan dasar laut. Dengan mengirimkan peralatan ke luar angkasa. satelit di orbit dapat memperkirakan pengukuran puncak dan lembah yang membentuk dasar laut dengan memancarkan sinyal radar ke arah bumi dan menghitung waktu yang diperlukan untuk bangkit kembali.
Robot bawah laut dam-AUEs yang dikembangkan oleh tim ahli samudera Scripps Jules Jaffe bertujuan untuk dikerahkan dalam kelompok besar. Perangkat tersebut menyerupai plankton, sedangkan kontributor utama dari oksigen bumi, berkembang dan melakukan perjalanan melalui laut.
1. Fluorescence-Detecting Camera untuk Mencari Ikan Bersinar
Untuk mengeksplorasi bagian paling gelap laut yang dipenuhi dengan lebih dari 250 spesies ikan bercahaya dalam warna merah, oranye, dan hijau, membutuhkan sebuah alat yang disebut sebagai Fluorescence-Detecting.
Untuk mendeteksi efek ini, para peneliti membangun kamera yang menyaring panjang gelombang cahaya tertentu seperti yang dilakukan mata ikan hiu. Kombinasi cahaya biru buatan dilakukan dengan tujuan untuk untuk meningkatkan warna fluorescent.
2. Echosounder,Speaker dan Microphone
Ikan Paus yang bersuara banyak seakan-akan memberi tahu manusia tentang cara mereka hidup dan berinteraksi. Tentu saja hal tersebut sulit dilakukan ketika suatu spesies menghabiskan sebagian besar waktunya di laut dalam. Untuk menguping paus paruh, para ilmuwan menyesuaikan peralatan akustik yang canggih ke dalam kapal selam yang dibuat untuk mengeksplorasi lingkungan bertekanan tinggi.
3. Grippers Lunak untuk Kumpulkan Spesimen Laut
Mengumpulkan spesimen di dasar laut tidak sesederhana mengumpulkan di darat. Peneliti tidak dapat melangkah keluar dari submersible untuk mengambil moluska dari dasar laut. Satu-satunya cara untuk mengambil sampel pada kedalaman tersebut adalah dengan mesin.
Ketika mesin-mesin ini dirancang untuk menahan tekanan air yang kuat di sekitar, penelitian dapat berakhir karena hancurnya spesimen sebelum para ilmuwan memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Grippers lunak adalah alternatif cerdas, dengan konstruksi yang licin, mekanismenya cukup kuat untuk bekerja pada kedalaman yang mencapai 1000 kaki.
4. Aquatic Drone
Sistem pengoperasiannya dari jarak jauh (ROV) dapat menjelajahi kantong-kantong laut yang sempit dan hancur yang tidak dapat dijangkau oleh penyelam manusia. Teknologi ini seringkali terbatas pada tim peneliti karena anggaran besar.
5. Pencitraan Satelit
Pencitraan satelit dilakukan untuk mendapatkan pemandangan dasar laut. Dengan mengirimkan peralatan ke luar angkasa. satelit di orbit dapat memperkirakan pengukuran puncak dan lembah yang membentuk dasar laut dengan memancarkan sinyal radar ke arah bumi dan menghitung waktu yang diperlukan untuk bangkit kembali.
6. Kawanan Robot yang Mengambang Seperti Plankton
Robot bawah laut dam-AUEs yang dikembangkan oleh tim ahli samudera Scripps Jules Jaffe bertujuan untuk dikerahkan dalam kelompok besar. Perangkat tersebut menyerupai plankton, sedangkan kontributor utama dari oksigen bumi, berkembang dan melakukan perjalanan melalui laut.
Teknologi Untuk Eksplorasi Bawah laut
0 komentar
Posting Komentar
Blogger nggak suka spammer...